Jumat, 13 April 2012

Masih Ada Kejujuran Dalam Sepakbola

St Pauli saat ini berada di papan atas 2 Bundesliga atau Divisi Dua Liga Jerman; tepatnya peringkat empat.

Kemenangan demi kemenangan harus didapatkan agar minimal mereka duduk di peringkat ketiga untuk melakukan play-off promosi-degradasi dengan peringkat 16 Bundesliga. Namun, bukan berarti mereka menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan.

Hal itulah yang diperagakan oleh pemain St Pauli, Marius Ebbers. Pemain gaek ini meminta wasit untuk menganulir golnya sendiri dalam laga St Pauli menghadapi Union Berlin.

Ketika itu, laga memasuki menit 80. Skor masih sama kuat 1-1. Union Berlin unggul terlebih dahulu melalui Markus Karl di menit 32. Tuan rumah berhasil menyamakan kedudukan di menit 59 melalui Max Kruse. Union Berlin harus bermain dengan 10 orang menyusul kartu merah Maurice Trapp di menit 65.

Artinya, sebuah gol akan berperan vital untuk membuat St Pauli menang. Sudah memasuki menit genting, jumlah lawan pun lebih sedikit. Union Berlin tak akan mampu mengejar andai terjadi gol di menit-menit ini.

Sebuah insiden pun terjadi. Sebuah umpan silang berhasil diterima oleh Marius Ebbers di tengah kotak penalti lawan. Kiper Union Berlin sudah mati langkah dan Ebbers pun tinggal menanduk bola ke gawang. Bola tandukan Ebbers sempat menyentuh tangannya sebelum masuk ke gawang. Wasit tak melihat hal ini dan menganggap tandukan tadi gol.

Alih-alih merayakan gol tersebut, Ebbers malah mendekati wasit dan menyebutkan bahwa ia menyentuh bola dengan tangan. Mendengar pernyataan jujur sang pemain, wasit pun menganulir gol tadi dan memberi hadiah tendangan bebas untuk Union Berlin. Sementara, salah satu pemain Union Berlin tampak merangkul Ebbers seolah memuji sportivitas sang pemain.

Ebbers pun berkata seusai pertandingan, “Wasit bertanya apakah saya menyentuh bola dengan tangan atau tidak. Saya pun berkata bahwa saya menggunakan kepala dan tangan sekaligus. Ini adalah kesalahan. Malaikat di sebelah sayalah yang memenangkan (hati untuk berkata jujur).”

Laga ini sendiri tetap dimenangi oleh St Pauli. Pada injury time, Fin Bartels sukses mengamankan tiga angka untuk timnya.

St Pauli tidak hanya mendapatkan kemenangan biasa; laga ini membuktikan bahwa di antara sekian pemain yang menghalalkan segala cara untuk menang, termasuk melalukan diving atau intimidasi terhadap pemain lawan; sepakbola yang sejati masih hidup. Sepakbola yang menjunjung tinggi arti kejujuran dan sportivitas.