Jumat, 24 Januari 2014

Laporan PPL / PLP di SMKN 6 Bandung



MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PPL

Pendidikan merupakan salah satu upaya atau kegiatan yang bertujuan untuk mendidik. Didalam pendidikan ini ada sebuah proses yang kita kenal dengan sebutan belajar, yaitu sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu sesuatu.  Di dalam dunia pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa untuk berpikir aktif, kreatif, inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya, (Rusman, 2010:19).
Oleh karena itu diperlukan suatu proses yang memungkinkan seorang calon tenaga kependidikan agar dapat memenuhi kriteria guru tersebut. Salah satunya dapat dilakukan melalui perolehan pengalaman langsung di lapangan. Program Pengalaman Lapangan (PPL) bertujuan untuk memberikan pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan kepada mahasiswa UPI sebagai wahana terbentuknya tenaga kependidikan yang profesional.
Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan bagian integral dari proses pendidikan pada jenjang S-1 kependidikan yang dimaksudkan untuk menyediakan pengalaman belajar kepada mahasiswa (praktikan) dalam situasi nyata di lapangan dalam upaya mencapai kompetensi yang secara utuh telah ditetapkan oleh masing-masing program studi di lingkungan UPI.
Dalam konteks pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan, PPL memiliki fungsi dan peranan yang sangat strategis. Kegiatan PPL yang dilakukan para mahasiswa (praktikan) pada hakikatnya melakukan aktivitas belajar dengan bekerja pada suatu sekolah / lembaga pendidikan tertentu, disini yaitu SMK NEGERI 6 BANDUNG.
Para mahasiswa dalam melaksanakan PPL, tidak hanya dituntut menggunakan pengetahuan dan keterampilan akademik yang telah diperoleh melalui perkuliahan sesuai dengan tuntutan nyata dalam situasi kerja, tetapi para mahasiswa juga dituntut untuk mendapat pengalaman mengajar secara profesional serta menintegrasikan pengalamannya ke dalam pola perilaku dirinya sebagai peribadi yang efektif dan produktif. Dengan PPL, para mahasiswa diharapkan dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan oleh setiap program studinya masing – masing.
Berbekal pengetahuan dan keterampilan profesi yang telah dimilikinya, para mahasiswa (praktikan) mengadakan observasi untuk mengenal dunia pendidikan secara nyata dengan berbagai segi yang ada di dalamnya, selanjutnya dalam jangka waktu tertentu para mahasiswa (praktikan) berlatih melakukan berbagai tugas pekerjaan tertentu, serta menyesuaikan diri dengan iklim dan norma organisasi tempat berlatih. Dengan PPL, para mahasiswa (praktikan) tidak hanya menggunakan dan memantapkan pengetahuan dan keterampilan profesi kependidikan, mereka juga diharapkan memiliki kesiapan yang lebih baik untuk memasuki dunia profesi kependidikan dan mencapai sukses dalam perkembangan karirnya.
Adapun tujuan khusus diadakannya PPL kependidikan yaitu diharapakan para mahasiswa (praktikan) dapat :
  1. Mengenal secara cermat lingkungan sosial, fisik, administrasi dan akademik sekolah tempat latihan.
  2. Dapat menerapkan berbagai keterampilan dasar keguruan/kependidikan secara utuh dan terpadu dalam situasi sebenarnya.
  3. Dapat menarik pelajaran dari pengalaman dan penghayatannya yang direfleksikan dalam perlakuannya sehari-hari.

Pelaksanaan PPL semester genap tahun ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia dilaksanakan dari bulan Februari 2012 sampai dengan bulan Mei 2012 di bawah bimbingan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing. Lokasi PPL dilaksanakan di berbagai sekolah – sekolah lanjutan, salah satu diantaranya adalah SMK N 6 Bandung dan inilah yang menjadi tempat PPL praktikan.
Selama melaksanakan PPL di SMK N 6 Bandung, banyak sekali pengalaman yang diperoleh praktikan dalam mengembangkan kemampuan praktikan sebagai calon guru. Namun di samping itu, praktikan pun mengalami berbagai hambatan - hambatan dalam melaksanakan PPL, diantaranya adalah sebagai berikut :
A.        Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pengajaran.
B.         Proses Penampilan
C.        Bimbingan Belajar/Ekstra kurikuler
D.        Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
E.         Proses Bimbingan.
A.            Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.   
RPP perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran, yaitu kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar dan penilaian. Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi peserta didik; materi standar berfungsi member makna terhadap kompetensi dasar, indikator hasil belajar berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi peserta didik, sedangkan penilaian berfungsi mengukur pembentukkan kompetensi, dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi standar belum terbentuk atau tercapai.
Dalam penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Praktikan diberikan kewenangan secara leluasa untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik dan kondisi sekolah, serta menjabarkannya menjadi proses pelaksanaan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan PPL ini, praktikan mengajar mata pelajaran Melakukan Konversi Cassette ke CD,  adapun masalah yang menjadi hambatan bagi praktikan dalam penyusunan rencana pelaksanaan pengajaran dari awal sampai akhir pelaksanaan PPL antara lain :
1.        Praktikan kesulitan menentukan pembagian indikator dalam setiap pertemuan.
2.        Praktikan kesulitan dalam mendapatkan dan mengembangkan materi dan bahan ajar
3.        Praktikan kesulitan merumuskan langkah langkah  pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
4.        Praktikan merasa kesulitan dalam menentukan model dan metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian indikator.
5.        Praktikan merasa kesulitan dalam mengalokasikan waktu dengan tepat saat proses pembelajaran berlangsung.

B.             Proses Penampilan Pengajaran

Hal terpenting yang harus dilaksanakan oleh praktikan selama PPL yaitu penampilan di kelas. Penampilan merupakan suatu kegiatan setelah membuat rencana pengajaran, yaitu untuk menyampaikan materi atau bahan ajar yang telah dibuat. Dalam penampilan, seorang pendidik harus mampu memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam KBM. Keterampilan ini harus dimiliki setiap pendidik agar tujuan pembelajaran yang telah disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat tercapai dengan baik.
Sebelum mengajar, praktikan diberi kesempatan oleh Guru Pamong melihat kondisi peserta didik secara langsung dalam kelas yang akan di ajar. Untuk mengetahui lebih jauh karakter individu, praktikan melakukan pengamatan dengan memperhatikan sikap dan tingkah laku setiap peserta didik di kelas. Dalam hal ini, praktikan menemukan karakter individu yang berbeda.
Dalam penampilan pengajaran di kelas pada pelaksanaannya Guru Pamong sering memonitor penampilan praktikan, sehingga dapat mengukur sejauh mana kemampuan praktikan baik itu meliputi keterampilan mengajar, pengelolaan kelas, dan proses keterlaksanaan pembelajaran di kelas tersebut. Setelah praktikan selesai mengajar, Guru Pamong memberikan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan saran perbaikan untuk memperbaiki kekurangan dalam mengajar tersebut. Namun, terkadang pula praktikan mengajar tanpa diawasi oleh. Saran dari Guru Pamong merupakan suatu hal yang berharga bagi praktikan, dan menjadi motivasi supaya pada proses pembelajaran selanjutnya praktikan bisa mengajar lebih baik lagi dan memperbaiki kekurangan yang terdapat pada pembelajaran tersebut.
Dalam pelaksanaan PPL ini, praktikan bertanggung jawab mengajar di empat kelas yaitu kelas X Teknik Audio Video 1 (X TAV 1), X Teknik Audio Video 2 (X TAV 2), X Teknik Audio Video 3 (X TAV 3), X Teknik Audio Video 4 (X TAV 4). Praktikan melakukan proses mengajar selama tiga jam pelajaran untuk setiap kelas. Jadi praktikan melakukan proses mengajar selama 12 jam pelajaran tiap minggu.
Pada awal proses penampilan, praktikan masih merasa canggung dan gugup dikarenakan baru pertama kali berada di depan siswa yang sesungguhnya sehinggga kurang dapat menguasai kelas dan pola mengajar yang selalu menuntut siswa untuk selalu memperhatikan sehingga terkesan tegang. Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi praktikan saat proses penampilan antara lain:
1.      Kurangnya persiapan mengajar praktikan pada penampilan pertama kali mengajar dan merasakan keadaan menghadapi siswa yang sebenarnya sehingga berpengaruh terhadap penampilan dan kelancaran kegiatan belajar mengajar (KBM).
2.      Sikap siswa yang terkesan meremehkan karena status praktikan yang hanya mahasiswa PPL’
3.      Kesulitan dalam mengelola kelas, mengatur serta menertibkan siswa yang sulit dikondisikan.
4.      Kesulitan menentukan cara untuk membuat siswa tertarik dan tidak bosan terhadap proses pembelajaran.
5.      Situasi ruangan yang sangat panas sehingga proses belajar mengajar kurang kondusif.
6.      Kesulitan untuk mengaitkan konsep yang akan diterangkan dengan fenomena yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
7.      Pengaturan waktu dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, sehingga tidak sepenuhnya sesuai dengan RPP yang sudah dibuat. Perlu beberapa pertemuan supaya alokasi waktu pada RPP dapat mencapai semua indikator yang diinginkan.
8.      Terkadang mengalami kesulitan dalam meningkatkan motivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
9.      Kesulitan untuk mengevaluasi siswa dari segi aspek afektif, kognitif dan psikomotorik secara bersamaan selama proses pembelajaran.
10.  Adanya siswa yang tidak serius dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti, seperti selalu sibuk mengobrol, melakukan kegiatan sendiri dan tidak mengerjakan tugas pelajaran.






C.            Proses Bimbingan Belajar / Ekstrakurikuler

Selain proses kegiatan belajar mengajar di kelas, praktikan pun harus turut berperan serta dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah. Dikaitkan dengan salah satu tugas guru selain untuk mengajar dan menyampaikan materi, juga mempunyai tugas untuk mendidik siswa, proses mendidik siswa tidak hanya dilihat dan diukur dari segi afektif dan segi kognitif. Untuk itu, sekolah mengadakan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat siswa, peran guru di sini diharapkan agar berperan aktif dalam mendidik dan mengembangkan bakat siswa. Ada beberapa kegiatan ekstrakulikuler yang pernah praktikan ikuti dan sedikitnya berperan aktif di dalamnya, diantaranya kegiatan rutin upacara bendera pada hari senin, piket,  piket perpustakaan, senam SKJ.
Adapun kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan oleh sekolah diantaranya:
1.            Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
2.            Rohis ( Rohani Islam )
3.            Pramuka
4.            Paskibra
5.            Keputrian
6.            Karinding
7.            Marching Band,
8.            Futsal,
9.            Bola Volly
10.        Basket,
11.        Karate,
12.        dll
Pada kesempatan melaksanakan PPL di SMK N 6, praktikan mengikuti kegiatan Rohis sebagai ekstrakuliker. Rohis adalah salah satu ekstrakurikuler yang merupakan ekstrakurikuler  yang bernafaskan kegamaan khususnya islam. Rohis merupakan salah satu mediator sekolah untuk menjalankan visi sekolah yang pertama yaitu BERIMAN, tanpa menghilangkan visi yang lainnya. Salah satu  fungsi Rohis adalah forum, mentoring, dakwah, dan berbagi.  Susunan dalam Rohis layaknya OSIS, di dalamnya terdapat ketua, wakil, bendahara, sekretaris, dan divisi-divisi yang bertugas pada bagiannya masing-masing. Kebersamaan dapat juga terjalin antar anggota dengan rapat kegiatan serta kegiatan-kegiatan di luar ruangan. Rohis mendidik siswa menjadi lebih islami dan mengenal dengan baik dunia keislaman, dalam pelaksanaannya anggota rohis memiliki kelebihan dalam penyampaian dakwah dan cara mengenal Allah lebih dekat melalui alam dengan tadzabur alam, hal itu karena dalam kegiatannya rohis juga mengajarkan hal tersebut. Rohis selalu mendekatkan anggotanya kepada Allah SWT, dan menjauhkan anggotanya dari kesesatan.
Adapun masalah – masalah yang dihadapi dalam membimbing Rohis adalah:
1.        Keterbatasan ilmu dan pemahaman praktikan  dalam membimbing siswa.
2.        Keterbatasan kemampuan praktikan dalam pelaksanaan mentoring.
3.        Praktikan harus mempersiapkan materi penunjang mentoring
4.        Jadwal kegiatan Rohis yang tidak dapat diikuti oleh praktikan secara penuh.

D.            Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah

Dalam melaksanakan program PPL, kegiatan yang dilakukan oleh praktikan tidak hanya menyangkut proses belajar mengajar di kelas saja tetapi juga melaksanakan beberapa kegiatan lain untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan non mengajar. Praktikan  melaksanakan kegiatan lain yang berkaitan dengan kehidupan sekolah, diantaranya adalah :

1.      Upacara Bendera
Upacara bendera yang rutin dilakukan setiap hari Senin, dan dilaksanakan oleh seluruh kelas dari kelas X - XII. Pada saat upacara bendera, praktikan ada yang berada di samping barisan guru, dan ada juga yang berada di belakang siswa tujuannya untuk mengatur barisan supaya rapi, mencatat siswa yang memakai atribut tidak lengkap dan menertibkan apabila ada siswa yang ribut ketika sedang upacara.

2.      Piket Guru
Kegiatan piket KBM dilakukan setiap seminggu sekali dan mendapat jadwal piket hari Senin. Kegiatan yang dilakukan selama piket adalah :
o      Mencatat siswa yang terlambat.
o      Mencatat guru yang tidak dapat hadir.
o      Menyampaikan tugas dari guru yang tidak bisa hadir
o      Memberi surat izin dan mencatat siswa yang pulang karena sakit atau ada keperluan yang mendesak.
o      Melayani tamu yang mempunyai keperluan terhadap sekolah.

3.      Piket Perpustakaan
Untuk piket perpustakaan, praktikan mendapat jadwal piket pada hari Selasa. Adapun kegiatan yang dilakukan selama piket perpustakaan adalah melayani siswa yang meminjam buku, menjaga kebersihan dan menata buku buku perpustakaan. Namun kegiatan ini tidak sepenuhnya dilakukan oleh praktikan karena terdapat pegawai khusus untuk menjaga perpustakaan.

4.      Senam SKJ
Senam SKJ dilaksanakan secara rutin pada setiaphari Rabu pagi.

Pada pelaksanaan berpartisipasi dalam kehidupan sekolah, praktikan tidak mengalami hambatan yang berarti sehingga kegiatan – kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan lancar.

E.             Proses Bimbingan

Kegiatan yang dilakukan praktikan di tempat praktikan /sekolah tidak terlepas dari peran dosen pembimbing. Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian (P2JK) menetapkan Dosen Pembimbing, Guru Pamong, dan supervisor untuk membimbing praktikan. Sehingga dengan adanya Dosen Pembimbing, luar biasa dan supervisor dapat membantu praktikan untuk kelancaran dan pencapaian tujuan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang ada di sekolah ketika praktikan mengalami kendala atau kesulitan dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL).
Adapun permasalahan yang dihadapi praktikan selama melakukan kegiatan PPL, diantaranya adalah :

1.      Bimbingan dengan Guru Pamong
            Guru Pamong adalah guru mata pelajaran Melakukan Konversi Cassette Ke CD  yang bertugas membimbing penulis dalam pelaksanaan PPL ini. Proses bimbingan dilakukan sejak awal kegiatan PPL berlangsung hingga akhir kegiatan PPL. Proses bimbingan dengan Guru Pamong PPL berjalan dengan lancar tanpa adanya kendala yang berarti. Setiap kali pembelajaran yang akan dilakukan selalu dikonsultasikan dengan Guru Pamong.
Kegiatan bimbingan dilakukan pada waktu - waktu luang yang dimiliki oleh praktikan maupun oleh Guru Pamong PPL. Dalam kegiatan bimbingan tersebut  Guru Pamong membantu dan mengarahkan dalam pembuatan RPP, mendiskusikan metode belajar, serta membahas alat evaluasi. Dalam proses bimbingan ini praktikan banyak mendapatkan pengetahuan dalam hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, dan pengalaman Guru Pamong yang selalu mampu menjadi motivator bagi praktikan.

2.      Bimbingan dengan Dosen Pembimbing
Dosen Pembimbing adalah dosen jurusan Pendidikan Teknik Elektro. Tugas dari Dosen Pembimbing PPL adalah memberikan pengarahan dari segi praktis, secara teknis dan non teknis, hal-hal yang berkenaan dengan pengajaran serta memelihara dan meningkatkan hubungan baik (kerja sama) yang saling menguntungkan antara praktikan dengan pihak sekolah. Proses bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL berlangsung ketika pemberian pembekalan di kampus sebelum praktikan melakukan PPL secara penuh di sekolah, menjelang serah terima praktikan di sekolah dan beberapa kali menjelang ujian PPL.
Kegiatan bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL dilakukan secara langsung bertatap muka, sehingga proses bimbingan pun berlangsung lancar. Pelaksanaan  bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
Praktikan dengan Dosen Pembimbing kurang begitu sering melakukan bimbingan, hal tersebut dikarenakan Dosen Pembimbing PPL mempunyai banyak kesibukan pekerjaan dan juga praktikan memiliki kepadatan jadwal praktikan di sekolah.

3.  Bimbingan dengan Supervisor
            Supervisor adalah dosen dari pihak Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) PPL yang bertugas membantu kelancaran komunikasi antara UPT PPL dengan sekolah/ tempat latihan. Proses bimbingan dengan supervisor tidak pernah praktikan lakukan dengan resmi, praktikan hanya melaksanakan bimbingan secara informal ketika supervisor menyampaikan ceramah saat pembekalan PPL.

Permasalahan dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 6 Bandung yang telah praktikan uraikan muncul karena adanya beberapa faktor penyebab. Faktor-faktor penyebab timbulnya masalah yang timbul adalah sebagai berikut:


Faktor-faktor penyebab masalah yang berkenaan dengan rencana pemelajaran adalah sebagai berikut :
1.              Kurangnya pengetahuan praktikan dalam pembuatan dan penyusunan rencana pembelajaran yang sesuai.
2.              Kurangnya pengetahuan praktikan dalam mengidentifikasi silabus
3.              Kurangnya pengalaman praktikan dalam proses mengajar langsung di lapangan.
4.              Perbedaan ketentuan susunan struktur RPP yang di pelajari selama di kampus dengan di sekolah.
5.              Kurang terampilnya praktikan dalam menentukan model dan metode pembelajaran yang akan digunakan.

B.     Proses Penampilan Mengajar

Faktor-faktor penyebab dari masalah yang muncul dalam proses penampilan adalah sebagai berikut :
1.             Praktikan kurang dapat mengerti bagaimana cara memahami karakteristik siswa di kelas.
2.             Praktikan merasa gugup karena belum terbiasa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
3.             Praktikan belum memahami strategi agar siswa merasa tertarik dan memperhatikan serta tidak cepat bosan selama KBM berlangsung.
4.             Kurangnya kemampuan praktikan dalam mengelola alokasi waktu pada saat pembelajaran berlangsung.
C.    Proses Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler

Faktor penyebab dari munculnya masalah dalam ekstrakulikuler yaitu karena keterbatasan waktu yang dimiliki praktikan, sehingga tidak sepenunya bisa mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Selain itu, adanya keterbatasan kemampuan praktikan sehingga tidak terlalu aktif dalam memberikan bimbingan.

D.    Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah

Secara umum, partisipasi praktikan dalam kegiatan sekolah berjalan baik. Tidak terdapat masalah yang dominan dalam hal partisipasi praktikan dalam kehidupan sekolah ini. Hal tersebut disebabkan oleh:
1.      Dalam mengikuti kegiatan upacara praktikan tidak mengalami kesulitan, karena praktikan dapat datang pagi hari untuk mengikuti upacara tanpa terlambat.  praktikan dapat mengikuti kegiatan upacara di sekolah setiap hari Senin pagi.
2.      Dalam melaksanakan piket guru, praktikan tidak mengalami kendala yang begitu sulit diatasi karena pada saat pertama kali melaksanakan piket, guru piket yang bersangkutan membantu dan membimbing.
3.      Dalam pelayanan perpustakaan praktikan tidak mengalamai kesulitan. Praktikan dapat melaksanakan pelayanan perpustakaan dengan bimbingan dari pengurus perpustakaan.
4.      Dalam pelaksanaan senam SKJ, praktikan tidak mengalami hambatan apapun. Hal ini dikarenakan motivasi dalam diri praktikan yang ingin hidup sehat

E.     Proses Bimbingan

1.        Guru Pamong
Praktikan tidak mengalami hambatan yang berarti dalam melaksanakan bimbingan dengan Guru Pamong. Hal ini dikarenakan beliau sangat banyak membantu dan membimbing praktikan apabila menemukan kesulitan. Selain itu, beliau sangat mudah ditemui sehingga praktikan bisa sesering mungkin meminta bimbingan ataupun untuk sekedar menanyakan sesuatu.


2.        Dosen Pembimbing
Kesulitan pengaturan waktu pertemuan menjadi masalah dalam proses bimbingan dengan Dosen Pembimbing, hal tersebut disebabkan karena kesibukan Dosen Pembimbing dan keterbatasan kondisi praktikan yang dialami membuat praktikan hanya beberapa kali dapat bertatap muka selama proses bimbingan. Walaupun konsultasi dengan Dosen Pembimbing tidak berlangsung sesering seperti dengan Guru Pamong, namun praktikan merasa cukup puas dengan kesempatan konsultasi dengan Dosen Pembimbing. Karena kualitas bimbingan sangat baik sehingga praktikan mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman dari Dosen Pembimbing.

3.        Supervisor
Kurangnya komunikasi dengan supervisor menjadi hambatan. Hal ini disebabkan karena supervisor memiliki banyak kepentingan. Proses bimbingan hanya dapat diwakili oleh ketua kelompok PPL, yang kemudian menginformasikan kembali hasil bimbingan kepada praktikan yang lainnya.

 
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH

Permasalahan yang dihadapi di lapangan membutuhkan solusi untuk pemecahannya. Upaya penanggulangan masalah – masalah  yang terjadi selama proses kegaiatan PPL berlangsung secara umum dengan cara bertukar pikiran, pendapat dan bekerja sama dengan dosen pembimbing, guru pamong, perangkat sekolah dan rekan mahasiswa praktikan lainnya. Upaya-upaya penanggulangan tersebut adalah sebagai berikut:

Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menghadapi permasalahan dalam penyusunan Rencana  Pelaksanaan Prmbelajaran diantaranya:
1.                  Lebih sering melakukan bimbingan dengan Guru Pamong
2.                  Mendiskusikan terlebih dahulu rancangan RPP sebelum proses pembelajaran dengan Guru Pamong, apabila ada koreksi dari Guru Pamong segera diperbaiki.
3.                  Memahami bahan ajar secara optimal, hal ini dimaksudkan supaya ketika membuat indikator sudah paham indikator apa saja yang akan dicapai pada proses pembelajaran.
4.                  Banyak bertukar pikiran dengan Guru Pamong, rekan PPL tentang model dan metode yang dapat menarik perhatian, motivasi dan minat siswa.
5.                  Memperhatikan alokasi waktu dengan RPP yang telah dirancang.
6.                  Melakukan bimbingan yang optimal dengan Guru Pamong sehingga penyusunan RPP dapat berlangsung secara maksimal.
7.                  Menggunakan jenis evaluasi yang dapat mencakup semua indikator dalam pembelajaran tersebut.
8.                  Menggunakan media pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan pengetahuan, minat, motivasi siswa dalam belajar.



Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah yang timbul adalah:
1.                  Mempersiapkan mental dan fisik secara optimal agar siap untuk tampil mengajar di kelas.
2.                  Memberikan kesan positif dan selalu semangat serta memberikan sesuatu yang menarik, seperti memberikan dahulu permainan, tayangan yang bermanfaat agar peserta didik termotivasi dan meningkat minat belajarnya.
3.                  Praktikan mempersiapkan perangkat pembelajaran secara optimal, sehingga ketika di kelas tidak bingung tentang apa saja yang harus dilakukan pada proses belajar mengajar.
4.                  Meningkatkan pengenalan tentang karakteristik, kempampuan dan latar belakang siswa
5.                  Membuat  aturan – aturan  di kelas baik itu yang berkaitan dengan siswa yang datang ke kelas terlambat, dan hal lainnya.
6.                  Khusus untuk siswa yang selalu sibuk dengan kegiatannya sendiri sebaiknya didekati dan diberikan perhatian khusus.
7.                  Mengusahakan supaya pembelajaran tidak menegangkan, di sela – sela  pelajaran diselingi hal-hal yang bisa membuat siswa merasa senang dengan belajar (breaking ice)
8.                  Mempersiapkan mental dan fisik dengan baik sebelum tampil di depan kelas.
9.                  Berinteraksi dengan siswa secara lebih akrab sehingga mereka dapat mengemukakan pendapatnya dan kemauannya secara lebih jujur dalam berbagai hal yang menyangkut Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas dan praktikan dapat mengumpulkan dan mengidentifikasi pendapat mereka untuk selanjutnya dikomunikasikan dengan Guru Pamong agar mendapatkan solusi yang baik sehingga diperoleh suatu kesepakatan dalam metode pembelajaran antara siswa, praktikan dan atas persetujuan Guru Pamong
10.              Memberikan reward (penghargaan) kepada siswa berupa pujian untuk meningkatkan motivasi siswa, bagi siswa yang sering ke depan mendapat point.
11.              Mengupayakan penggunaan bahasa yang mudah dan sederhana saat penyampaian materi pelajaran sehingga dapat dimengerti oleh siswa.
12.              Praktikan meminta bantuan kepada peserta didik untuk memberikan penilaian berupa kritik, saran serta harapan secara objektif kepada praktikan berkenaan dengan hal  penampilan serta penyampaian materi selama mengajar di kelas agar praktikan bisa mengintrospeksi kesalahan dan memperbaikinya di kemudian hari.

C.    Bimbingan Belajar/ Ekstrakurikuler
Dalam mengikuti ekstrakurikuler dalam hal ini Rohis, praktikan mencari informasi mengenai kegiatan ekstrakurikuler dengan menanyakan kepada siswa maupun guru. Adapun dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti, praktikan turut serta menyumbangkan bantuan pikiran, walaupun tidak sesering pada waktu yang telah dijadwalkan. Akan tetapi praktikan berusaha memanfaatkan kesempatan yang ada dengan sebaik – baiknya.

      Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh praktikan untuk menanggulangi permasalahan yang dihadapi dalam partisipasi di lingkungan sekolah adalah sebagai berikut:
1.       Praktikan mencari informasi mengenai tugas-tugas yang harus dilakukan praktikan selama berpartisipasi dalam kehidupan sekolah selain mengajar dengan berkomunikasi dengan guru.
2.       Praktikan berkomunikasi dengan praktikan yang lain untuk menyusun jadwal piket yang disesuaikan dengan jadwal mengajar.
3.       Bersikap ramah, sopan dan menunjukan pribadi yang menyenangkan.
4.       Berusaha bersosialisasi dengan siswa, guru, staf dan seluruh warga SMK N 6 Bandung.




1.      Guru Pamong
Guru Pamong selalu meluangkan waktunya untuk bertukar pikiran, pengalaman, dan mengontrol sejauh mana penampilan praktikan di kelas dan memberikan saran, kritik serta koreksinya berdasarkan pengamatannya terhadap penampilan praktikan. Hal ini memberikan masukan yang sangat berarti dalam perbaikan penampilan praktikan pada pertemuan-pertemuan selanjutnya. Selain itu, praktikan juga selalu bersikap aktif, rajin dan konsultasi setiap mengalami permasalahan.

2.      Dosen Pembimbing
Upaya yang dilakukan adalah dengan berusaha menghubungi dosen pembimbing PPL, walaupun Dosen Pembimbing tidak dapat memantau kegiatan PPL secara intensif, tetapi beliau selalu menyempatkan diri untuk memberikan bimbingan. Apabila ada kesempatan untuk bertemu, maka praktikan akan memanfaatkan kesempatan tersebut dengan baik.

3.      Supervisor
Upaya yang dilakukan adalah dengan berusaha membuat janji pertemuan untuk membahas masalah masalah  yang dihadapi selama pelaksanaan PPL. Selain itu, bimibingan bisa diwakili oleh ketua kelompok PPL yang akan menginformasikan kembali kepada praktikan yang lainnya.


KESIMPULAN DAN SARAN


      Berdasarkan uraian pengalaman praktikan mengenai masalah, faktor penyebab, dan upaya penanggulangan dalam pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 6 Bandung, maka praktikan dapat menyimpulkan dan memberikan beberapa saran sebagai rekomendasi, diantaranya:


1.         Program Pengalaman Lapangan (PPL) memberikan pengalaman lapangan kepada calon pendidik agar dapat mengenal dan mengetahui dunia pendidikan beserta segala sistem yang terkait secara nyata.
2.         Praktikan memiliki pengalaman mengajar secara langsung dihadapan peserta didik yang bermanfaat untuk bekal sebagai calon seorang guru serta dapat menjadi bahan perbaikan apabila kelak menjadi seorang guru. Karena telah  mengetahui faktor penyebab kesulitan dalam mengajar dan dapat menemukan upaya penanggulangannya agar menjadi guru yang professional.
3.         Dengan Program Pengalaman Langsung (PPL) praktikan mendapatkan banyak pengetahuan mengenai penyusunan rencana pelaksanaan pengajaran yang sesuai di sekolah.
4.         Dengan Program Pengalaman Langsung (PPL) praktikan mendapatkan banyak masukan dalam proses penampilan mengajar dan cara mengkondisikan siswa dengan baik.
5.         Program Pengalaman Langsung (PPL) bagi praktikan dapat mengetahui kondisi ekstra kurikuler yang dilakukan siswa disekolah serta sejauh mana kontribusi yang dapat diberikan saat pelaksanaan ekstrakurikuler berlangsung.
6.         Program Pengalaman Langsung (PPL) dapat menambah wawasan dan pengalaman secara praktis yang harus dihadapi oleh seorang tenaga pendidik terhadap siswanya dalam proses belajar mengajar.
7.         Bimbingan dan arahan yang intensif dari Guru Pamong dan Dosen Pembimbing sangat menunjang dalam kelancaran praktikan selama kegiatan belajar mengajar di kelas.
B.     Saran
Dari kajian terhadap permasalahan yang ditemukan dalam pembahasan, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1.             Untuk UPT-PPL UPI
a.         Melakukan pengawasan secara intensif dan berkelanjutan selama praktikan melakukan praktek program lapangan ini.
b.        Menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pihak sekolah sehingga penyelenggaraan kegiatan PPL semakin lancar.
c.         Memberikan penghargaan kepada pihak sekolah yang telah bekerja sama dengan UPT- PPL UPI sehingga terjalin kerja sama yang baik.

2.             Untuk SMK N 6 Bandung
a.         Senantiasa memberikan bimbingan pada praktikan baik dalam melaksanakan tugas mengajar, maupun dalam melaksanakan tugas ekstrakurikuler dan partisipasi dalam kehidupan sekolah.
b.        Meningkatkan komunikasi antara pihak sekolah dengan praktikan demi kelancaran proses pendidikan.
c.         Dengan adanya kegiatan PPL diharapkan hubungan kerja sama antara lembaga institusi sekolah dan UPI terus terjalin dengan baik, khususnya dalam membantu mahasiswa UPI untuk mengembangkan diri melalui pengalaman praktis kependidikan di lingkungan sekolah.
d.        Peningkatan sarana prasarana pendidikan.

3.             Untuk Mahasiswa Praktikan Yang Akan Datang
a.         Praktikan harus dapat menyesuaikan sikap terhadap lingkungan, beradaptasi dengan situasi dan kondisi sekolah agar lebih mudah dalam kelancaran Program Pengalaman Lapangan. Mempersiapkan diri secara matang, baik secara fisik, maupun mental, jauh-jauh hari sebelum mengontrak mata kuliah Program Pengalaman Lapangan.
b.        Mempersiapkan lebih awal untuk kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) ini sehingga ketika kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) berlangsung praktikan sudah siap.
c.         Memiliki inisiatif dan motivasi dalam hal pengajaran, seperti dalam penggunaan metode dan media pembelajaran sehingga siswa mengalami proses pembelajaran yang menyenangkan.
d.        Melakukan bimbingan secara rutin dengan guru pamong, dosen pembimbing, dan supervisor.
e.         Menciptakan hubungan yang harmonis dengan rekan sesama praktikan juga dengan guru-guru di sekolah yang bersangkutan.








Tidak ada komentar: