Pengelolaan kelas saat proses belajar mengajar adalah suatu komponen penting untuk mengefektifkan pembelajaran. Teknik pengelolaan kelas bukan hanya harus dipelajari oleh setiap guru tetapi juga harus dipraktekkan setiap hari. Berikut ini adalah beberapa teknik atau cara mengelola kelas yang mungkin dapat membantu saudara sebagai seorang guru untuk dapat menguasai kelas, sehingga interupsi dan gangguan pada
proses belajar mengajar menjadi lebih berkurang.
1. Tonggak pada hari pertama masuk kelas
Sadarkah kita para guru, bahwa pada awal‐awal pembelajaran di tahun ajaran baru atau awal semester kita sering melewatkan suatu hal yang amat penting? Ya, para guru sering lupa bahwa sebenarnya awal tahun ajaran baru dan awal semester baru dihari pertama kita masuk kelas adalah tonggak awal penerapan disiplin dengan membuat sebuah kesepakatan awal tentang tata tertib di kelas atau matapelajaran kita. Jadi buatlah tata tertib dan disiplin yang disepakati bersama antara guru dan siswa.
2. Keadilan
Siswa sangat mampu merasakan adanya suatu keadilan atau ketidakadilan. Oleh karena itu, guru harus selalu bersikap adil kepada seluruh siswa tanpa kecuali. Bila guru tidak memperlakukan siswa secara adil satu sama lain, maka guru akan diberi cap sebagai guru pilih kasih. Akibatnya siswa tak akan mengikuti aturan‐aturan yang guru buat. Yakinkan bahwa siswa terbaikpun bila melakukan kesalahan akan mendapatkan konsekuensi yang sama seperti siswa‐siswa lain.
3. Menangani Gangguan
Saat guru mengalami gangguan dalam kelas saat proses pembelajaran sedang berlangsung, adalah sangat baik jika guru segera menanganinya selagi masih dalam taraf yang ringan. Teknik‐teknik tertentu dapat digunakan agar pembelajaran dapat terus berjalan. Misalnya, guru dapat sambil tetap mempresentasikan suatu materi, berjalan ke arah sumber gangguan (siswa) lalu menggunakan isyarat‐isyarat tertentu agar gangguan yang mereka timbulkan itu dihentikan. Guru juga dapat memberikan pertanyaan kepada siswa yang perilakunya tidak sesuai dengan kegiatan belajar agar ia kembali berfokus pada pembelajaran yang sedang berlangsung.
Saat guru mengalami gangguan dalam kelas saat proses pembelajaran sedang berlangsung, adalah sangat baik jika guru segera menanganinya selagi masih dalam taraf yang ringan. Teknik‐teknik tertentu dapat digunakan agar pembelajaran dapat terus berjalan. Misalnya, guru dapat sambil tetap mempresentasikan suatu materi, berjalan ke arah sumber gangguan (siswa) lalu menggunakan isyarat‐isyarat tertentu agar gangguan yang mereka timbulkan itu dihentikan. Guru juga dapat memberikan pertanyaan kepada siswa yang perilakunya tidak sesuai dengan kegiatan belajar agar ia kembali berfokus pada pembelajaran yang sedang berlangsung.
4. Hindari Konfrontasi
Suatu saat bisa saja terjadi konfrontasi antara guru dengan salah satu siswa di dalam kelas karena siswa tersebut telah melakukan sesuatu yang bersifat melanggar disiplin atau norma kesopanan dan membuat “guru yang juga manusia” menjadi “marah”. Jika hal ini terjadi, jangan sampai guru berkonfrontasi di depan siswa‐siswa lainnya. Meskipun siswa‐siswa lain tersebut mungkin akan dapat memahami guru, tapi siswa yang berkonfrontasi dengan guru tersebut akan kehilangan muka dan menjadi pecundang di hadapan kawan‐kawannya. Dengan demikian, guru bisa saja akan kehilangan kesempatan untuk mengajari siswa itu baik tentang disiplin, norma kesopanan, bahkan materi pelajaran. Cara terbaik adalah meminta waktu di luar jam belajar untuk berbicara dari hati ke hati dengan siswa tersebut.
5. Sedikit Humor
Kadangkala ada perlunya setiap orang di dalam kelas dapat tertawa bebas. Untuk ini, guru dapat menggunakan humor‐homor yang masih relevan dengan pembelajaran. Sayang sekali, pada penggunaan humor di dalam pembelajaran, guru sering tak dapat membedakan mana yang benar‐benar humor dan mana kata‐kata yang bersifat sarkasme (sindiran yang bisa menyinggung perasaan). Sayang sekali, kenyataannya banyak guru yang sering membuat lelucon dengan menggunakan siswa sebagai bahan lelucon. Hati‐hati, sesuatu yang guru dan siswa lain anggap lucu bisa saja bermakna pelecehan bagi siswa yang dijadikan bahan lelucon.
6. Beri Kepercayaan
Berharaplah bahwa siswa akan berdisiplin dan memahami tata tertib di dalam pembelajaran guru. Dan yakinlah akan hal itu. Kepercayaan bahwa mereka mampu belajar dengan baik akan terpancar dari komunikasi nonverbal guru dengan sendirinya, bahwa siswa tetap “on the track”, tetap berada dalam kondisi belajar. Selain itu, tunjukkan juga kepercayaan itu dengan menggunakan komunikasi verbal (kata‐kata) semisal: “Saya yakin, hari ini kita dapat belajar dengan baik. Karena itu bila ada hal‐hal yang ingin didiskusikan, ungkapkan saja dengan terlebih dahulu mengangkat tangan.” Atau “Saya berharap semua bekerja di dalam kelompoknya masing‐masing. Kalian dipersilahkan untuk berdiskusi di dalam kelompok masing‐masing, dengan suara yang tidak mengganggu kelompok lain yang juga sedang berdiskusi atau bekerja.” “Selamat bekerja”.
7. Rencanakan Pembelajaran dengan Matang
Tinjau ulang lagi rencana pembelajaran yang akan digenjot. Hal ini butuh pemikiran mendalam sehingga pembelajaran tidak akan terstagnasi (macet). Terstagnasinya suatu pembelajaran karena adanya celah‐celah pada setiap segmen pembelajaran dapat menyebabkan siswa hilang fokus dari kegiatan pembelajaran. Pertimbangkan matang‐matang bagaimana peralihan dari suatu segmen kegiatan belajar dengan segmen kegiatan belajar lainnya.
Tinjau ulang lagi rencana pembelajaran yang akan digenjot. Hal ini butuh pemikiran mendalam sehingga pembelajaran tidak akan terstagnasi (macet). Terstagnasinya suatu pembelajaran karena adanya celah‐celah pada setiap segmen pembelajaran dapat menyebabkan siswa hilang fokus dari kegiatan pembelajaran. Pertimbangkan matang‐matang bagaimana peralihan dari suatu segmen kegiatan belajar dengan segmen kegiatan belajar lainnya.
8. Selalu Konsisten
Jika kita memutuskan suatu hal atau menjanjikan suatu hal kepada siswa, konsistenlah untuk melaksanakannya. Misalnya saja, jika guru telah berjanji minggu depan akan mengadakan ulangan, maka sesibuk apapun guru, ulangan harus tetap diadakan. Jika guru berjanji akan mengadakan praktikum, maka guru harus konsisten untuk melaksanakannya. Guru yang dengan mudah membatalkan janji atau melanggar kesepakatan yang telah dibuatnya di kelas bersama‐sama siswanya akan tidak dihargai dengan baik oleh para siswa. Tak ada respek untuk guru macam ini.