MASALAH-MASALAH
YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PPL
Pendidikan
merupakan salah satu upaya atau kegiatan yang bertujuan untuk mendidik. Didalam
pendidikan ini ada sebuah proses yang kita kenal dengan sebutan belajar, yaitu
sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu sesuatu. Di dalam dunia pendidikan, guru adalah
seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat
menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar
menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa untuk
berpikir aktif, kreatif, inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi
kemampuannya, (Rusman, 2010:19).
Oleh
karena itu diperlukan suatu proses yang memungkinkan seorang calon tenaga
kependidikan agar dapat memenuhi kriteria guru tersebut. Salah satunya dapat
dilakukan melalui
perolehan pengalaman langsung di lapangan. Program Pengalaman
Lapangan (PPL) bertujuan untuk
memberikan pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan kepada mahasiswa UPI sebagai wahana terbentuknya tenaga kependidikan yang
profesional.
Program Pengalaman
Lapangan (PPL) merupakan bagian integral dari proses pendidikan pada jenjang
S-1 kependidikan yang dimaksudkan untuk menyediakan pengalaman belajar kepada
mahasiswa (praktikan) dalam situasi nyata di lapangan dalam upaya mencapai
kompetensi yang secara utuh telah ditetapkan oleh masing-masing program studi
di lingkungan UPI.
Dalam konteks
pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan, PPL memiliki fungsi dan peranan
yang sangat strategis. Kegiatan PPL yang dilakukan para mahasiswa (praktikan)
pada hakikatnya melakukan aktivitas belajar dengan bekerja pada suatu sekolah /
lembaga pendidikan tertentu, disini yaitu SMK NEGERI 6 BANDUNG.
Para mahasiswa dalam
melaksanakan PPL, tidak hanya dituntut menggunakan pengetahuan dan keterampilan
akademik yang telah diperoleh melalui perkuliahan sesuai dengan tuntutan nyata
dalam situasi kerja, tetapi para mahasiswa juga dituntut untuk mendapat
pengalaman mengajar secara profesional serta menintegrasikan pengalamannya ke
dalam pola perilaku dirinya sebagai peribadi yang efektif dan produktif. Dengan
PPL, para mahasiswa diharapkan dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan oleh
setiap program studinya masing – masing.
Berbekal pengetahuan
dan keterampilan profesi yang telah dimilikinya, para mahasiswa (praktikan)
mengadakan observasi untuk mengenal dunia pendidikan secara nyata dengan
berbagai segi yang ada di dalamnya, selanjutnya dalam jangka waktu tertentu
para mahasiswa (praktikan) berlatih melakukan berbagai tugas pekerjaan
tertentu, serta menyesuaikan diri dengan iklim dan norma organisasi tempat
berlatih. Dengan PPL, para mahasiswa (praktikan) tidak hanya menggunakan dan
memantapkan pengetahuan dan keterampilan profesi kependidikan, mereka juga
diharapkan memiliki kesiapan yang lebih baik untuk memasuki dunia profesi
kependidikan dan mencapai sukses dalam perkembangan karirnya.
Adapun
tujuan khusus diadakannya PPL kependidikan
yaitu diharapakan para mahasiswa (praktikan) dapat :
- Mengenal secara cermat lingkungan sosial, fisik, administrasi dan akademik sekolah tempat latihan.
- Dapat menerapkan berbagai keterampilan dasar keguruan/kependidikan secara utuh dan terpadu dalam situasi sebenarnya.
- Dapat menarik pelajaran dari pengalaman dan penghayatannya yang direfleksikan dalam perlakuannya sehari-hari.
Pelaksanaan
PPL semester genap tahun
ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia dilaksanakan dari bulan Februari 2012 sampai dengan bulan Mei 2012 di bawah bimbingan Guru Pamong dan Dosen
Pembimbing. Lokasi PPL dilaksanakan di berbagai sekolah – sekolah lanjutan,
salah satu diantaranya adalah SMK N 6 Bandung dan inilah yang menjadi tempat PPL
praktikan.
Selama melaksanakan PPL di SMK N 6 Bandung,
banyak sekali pengalaman yang diperoleh praktikan dalam mengembangkan kemampuan
praktikan sebagai calon guru. Namun di samping itu, praktikan pun mengalami
berbagai hambatan - hambatan dalam melaksanakan PPL, diantaranya adalah sebagai
berikut :
A.
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pengajaran.
B. Proses Penampilan
C.
Bimbingan Belajar/Ekstra kurikuler
D.
Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
E.
Proses Bimbingan.
A.
Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP
dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam
upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP
untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan
pendidikan.
RPP
perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran, yaitu
kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar dan penilaian.
Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi peserta didik; materi standar
berfungsi member makna terhadap kompetensi dasar, indikator hasil
belajar berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi peserta didik, sedangkan penilaian
berfungsi mengukur pembentukkan kompetensi, dan menentukan tindakan yang harus
dilakukan apabila kompetensi standar belum terbentuk atau tercapai.
Dalam
penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Praktikan diberikan
kewenangan secara leluasa untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan
karakteristik dan kondisi sekolah, serta menjabarkannya menjadi proses
pelaksanaan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan PPL ini,
praktikan mengajar mata pelajaran Melakukan Konversi Cassette ke CD, adapun masalah yang menjadi hambatan bagi praktikan
dalam penyusunan rencana pelaksanaan pengajaran dari awal sampai akhir
pelaksanaan PPL antara lain :
1.
Praktikan
kesulitan menentukan pembagian indikator dalam setiap pertemuan.
2.
Praktikan
kesulitan dalam mendapatkan dan mengembangkan materi dan bahan ajar
3.
Praktikan kesulitan merumuskan langkah
– langkah pembelajaran yang
terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
4.
Praktikan merasa kesulitan dalam menentukan model dan metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi siswa untuk mengikuti
pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian indikator.
5.
Praktikan merasa kesulitan dalam mengalokasikan waktu dengan tepat saat proses
pembelajaran berlangsung.
B.
Proses Penampilan Pengajaran
Hal terpenting yang harus dilaksanakan oleh praktikan
selama PPL yaitu penampilan di kelas. Penampilan merupakan suatu kegiatan
setelah membuat rencana pengajaran, yaitu untuk menyampaikan materi atau bahan
ajar yang telah dibuat. Dalam penampilan, seorang pendidik harus mampu memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam KBM. Keterampilan ini harus dimiliki setiap pendidik agar tujuan pembelajaran yang telah disusun dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat tercapai
dengan baik.
Sebelum mengajar, praktikan diberi kesempatan oleh Guru
Pamong melihat kondisi peserta didik secara langsung dalam kelas yang akan di
ajar. Untuk mengetahui lebih jauh karakter individu, praktikan melakukan
pengamatan dengan memperhatikan sikap dan tingkah laku setiap peserta didik di
kelas. Dalam hal ini, praktikan menemukan karakter individu yang berbeda.
Dalam penampilan pengajaran di kelas pada
pelaksanaannya Guru Pamong sering memonitor penampilan praktikan, sehingga
dapat mengukur sejauh mana kemampuan praktikan baik itu meliputi keterampilan
mengajar, pengelolaan kelas, dan proses keterlaksanaan pembelajaran di kelas
tersebut. Setelah praktikan selesai mengajar, Guru Pamong memberikan evaluasi
terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan saran perbaikan untuk
memperbaiki kekurangan dalam mengajar tersebut. Namun, terkadang pula
praktikan mengajar tanpa diawasi oleh. Saran dari Guru
Pamong merupakan suatu hal yang berharga bagi
praktikan, dan menjadi motivasi
supaya pada proses pembelajaran selanjutnya praktikan bisa mengajar lebih baik
lagi dan memperbaiki kekurangan yang terdapat pada pembelajaran tersebut.
Dalam pelaksanaan PPL ini, praktikan bertanggung jawab
mengajar di empat kelas yaitu kelas X Teknik Audio Video 1 (X TAV 1), X Teknik
Audio Video 2 (X TAV 2), X Teknik Audio Video 3 (X TAV 3), X Teknik Audio Video
4 (X TAV 4). Praktikan melakukan proses mengajar selama tiga jam pelajaran
untuk setiap kelas. Jadi praktikan melakukan proses mengajar selama 12 jam
pelajaran tiap minggu.
Pada awal proses penampilan, praktikan masih merasa canggung dan gugup dikarenakan
baru pertama kali berada di depan siswa yang sesungguhnya sehinggga kurang dapat menguasai kelas dan pola mengajar yang selalu
menuntut siswa untuk selalu memperhatikan sehingga terkesan tegang. Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi praktikan saat proses
penampilan antara lain:
1.
Kurangnya persiapan mengajar praktikan pada
penampilan pertama kali mengajar dan merasakan keadaan menghadapi siswa yang
sebenarnya sehingga berpengaruh terhadap penampilan dan kelancaran kegiatan
belajar mengajar (KBM).
2.
Sikap siswa yang terkesan meremehkan karena status
praktikan yang hanya mahasiswa PPL’
3.
Kesulitan
dalam mengelola kelas, mengatur serta menertibkan siswa yang sulit dikondisikan.
4.
Kesulitan
menentukan cara untuk membuat siswa tertarik dan tidak bosan terhadap proses pembelajaran.
5.
Situasi ruangan yang sangat panas sehingga proses
belajar mengajar kurang kondusif.
6.
Kesulitan
untuk mengaitkan konsep yang akan diterangkan dengan fenomena yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
7.
Pengaturan waktu dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, sehingga tidak sepenuhnya sesuai
dengan RPP yang sudah dibuat. Perlu beberapa pertemuan supaya alokasi waktu
pada RPP dapat mencapai semua indikator yang diinginkan.
8.
Terkadang mengalami kesulitan dalam meningkatkan
motivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
9.
Kesulitan untuk mengevaluasi siswa dari segi aspek
afektif, kognitif dan psikomotorik secara bersamaan selama proses pembelajaran.
10. Adanya siswa yang tidak serius dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
seperti, seperti selalu sibuk mengobrol, melakukan kegiatan sendiri dan tidak
mengerjakan tugas pelajaran.
C.
Proses Bimbingan
Belajar / Ekstrakurikuler
Selain proses kegiatan belajar
mengajar di kelas, praktikan pun harus turut berperan serta dalam kegiatan
ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah. Dikaitkan dengan salah satu tugas
guru selain untuk mengajar dan menyampaikan materi, juga mempunyai tugas untuk
mendidik siswa, proses mendidik siswa tidak hanya dilihat dan diukur dari segi
afektif dan segi kognitif. Untuk itu, sekolah mengadakan kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat siswa, peran
guru di sini diharapkan agar berperan aktif dalam mendidik dan mengembangkan
bakat siswa. Ada beberapa kegiatan ekstrakulikuler yang pernah praktikan ikuti
dan sedikitnya berperan aktif di dalamnya, diantaranya kegiatan rutin upacara
bendera pada hari senin, piket, piket perpustakaan, senam SKJ.
Adapun kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan oleh
sekolah diantaranya:
1.
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
2.
Rohis
( Rohani Islam )
3.
Pramuka
4.
Paskibra
5.
Keputrian
6.
Karinding
7.
Marching
Band,
8.
Futsal,
9.
Bola
Volly
10.
Basket,
11.
Karate,
12.
dll
Pada
kesempatan melaksanakan PPL di SMK N 6, praktikan mengikuti kegiatan Rohis
sebagai ekstrakuliker. Rohis adalah salah satu ekstrakurikuler yang merupakan
ekstrakurikuler yang bernafaskan
kegamaan khususnya islam. Rohis merupakan salah satu mediator sekolah untuk
menjalankan visi sekolah yang pertama yaitu BERIMAN, tanpa menghilangkan visi
yang lainnya. Salah satu fungsi Rohis
adalah forum, mentoring, dakwah, dan berbagi. Susunan dalam Rohis layaknya OSIS, di
dalamnya terdapat ketua, wakil, bendahara, sekretaris, dan divisi-divisi yang
bertugas pada bagiannya masing-masing. Kebersamaan dapat juga terjalin antar
anggota dengan rapat kegiatan serta kegiatan-kegiatan di luar ruangan. Rohis
mendidik siswa menjadi lebih islami dan mengenal dengan baik dunia keislaman,
dalam pelaksanaannya anggota rohis memiliki kelebihan dalam penyampaian dakwah
dan cara mengenal Allah lebih dekat melalui alam dengan tadzabur alam, hal itu
karena dalam kegiatannya rohis juga mengajarkan hal tersebut. Rohis selalu
mendekatkan anggotanya kepada Allah SWT, dan menjauhkan anggotanya dari
kesesatan.
Adapun masalah – masalah yang dihadapi dalam membimbing Rohis adalah:
1.
Keterbatasan ilmu dan pemahaman
praktikan dalam membimbing siswa.
2.
Keterbatasan kemampuan praktikan dalam pelaksanaan
mentoring.
3.
Praktikan harus mempersiapkan materi
penunjang mentoring
4.
Jadwal kegiatan Rohis yang tidak dapat
diikuti oleh praktikan secara penuh.
D.
Partisipasi dalam Kehidupan
Sekolah
Dalam melaksanakan program PPL,
kegiatan yang dilakukan oleh praktikan tidak hanya menyangkut proses belajar
mengajar di kelas saja tetapi juga melaksanakan beberapa kegiatan lain untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
kegiatan non mengajar. Praktikan melaksanakan kegiatan lain yang berkaitan
dengan kehidupan sekolah, diantaranya adalah :
1. Upacara
Bendera
Upacara bendera yang rutin dilakukan setiap hari Senin, dan dilaksanakan
oleh seluruh kelas dari kelas X - XII. Pada saat
upacara bendera, praktikan ada yang berada di samping barisan guru, dan ada
juga yang berada di belakang siswa tujuannya untuk mengatur barisan supaya
rapi, mencatat siswa yang memakai atribut tidak lengkap dan menertibkan apabila
ada siswa yang ribut ketika sedang upacara.
2. Piket
Guru
Kegiatan piket KBM dilakukan setiap seminggu sekali dan mendapat jadwal piket hari Senin. Kegiatan yang
dilakukan selama piket adalah :
o Mencatat siswa yang terlambat.
o Mencatat guru yang tidak dapat hadir.
o Menyampaikan tugas dari guru yang tidak bisa hadir
o Memberi surat izin dan mencatat
siswa yang pulang karena sakit atau ada keperluan yang
mendesak.
o Melayani tamu yang mempunyai keperluan terhadap
sekolah.
3. Piket
Perpustakaan
Untuk piket perpustakaan, praktikan mendapat jadwal piket pada hari Selasa. Adapun kegiatan yang dilakukan selama piket perpustakaan adalah melayani
siswa yang meminjam buku, menjaga kebersihan dan menata buku – buku perpustakaan. Namun kegiatan ini tidak sepenuhnya dilakukan oleh
praktikan karena terdapat pegawai khusus untuk menjaga perpustakaan.
4. Senam SKJ
Senam SKJ
dilaksanakan secara rutin pada setiaphari Rabu pagi.
Pada
pelaksanaan berpartisipasi dalam kehidupan sekolah, praktikan tidak mengalami
hambatan yang berarti sehingga kegiatan – kegiatan tersebut dapat dilaksanakan
dengan lancar.
E.
Proses Bimbingan
Kegiatan yang dilakukan praktikan di tempat praktikan /sekolah tidak
terlepas dari peran dosen pembimbing. Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa
Keprofesian (P2JK) menetapkan Dosen Pembimbing, Guru Pamong, dan supervisor
untuk membimbing praktikan. Sehingga dengan adanya Dosen Pembimbing, luar biasa dan supervisor dapat
membantu praktikan untuk kelancaran dan pencapaian tujuan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) yang ada di sekolah ketika praktikan mengalami kendala atau
kesulitan dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL).
Adapun permasalahan yang dihadapi praktikan selama melakukan kegiatan PPL,
diantaranya adalah :
1. Bimbingan dengan Guru Pamong
Guru
Pamong adalah guru mata pelajaran Melakukan Konversi Cassette Ke CD yang bertugas membimbing penulis dalam
pelaksanaan PPL ini. Proses bimbingan dilakukan sejak awal kegiatan PPL
berlangsung hingga akhir kegiatan PPL. Proses bimbingan dengan Guru Pamong PPL
berjalan dengan lancar tanpa adanya kendala yang berarti. Setiap kali
pembelajaran yang akan dilakukan selalu dikonsultasikan dengan Guru Pamong.
Kegiatan
bimbingan dilakukan pada waktu - waktu luang yang dimiliki oleh praktikan
maupun oleh Guru Pamong PPL. Dalam kegiatan bimbingan tersebut Guru Pamong membantu dan mengarahkan dalam pembuatan RPP, mendiskusikan metode
belajar, serta membahas alat evaluasi. Dalam proses bimbingan ini praktikan banyak mendapatkan pengetahuan
dalam hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, dan pengalaman Guru
Pamong yang selalu mampu menjadi motivator bagi praktikan.
2. Bimbingan dengan Dosen Pembimbing
Dosen
Pembimbing adalah dosen jurusan Pendidikan Teknik Elektro. Tugas dari Dosen Pembimbing PPL
adalah memberikan pengarahan dari segi praktis, secara teknis dan non teknis,
hal-hal yang berkenaan dengan pengajaran serta
memelihara dan meningkatkan hubungan baik (kerja sama) yang saling
menguntungkan antara praktikan dengan pihak sekolah. Proses bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL berlangsung ketika pemberian
pembekalan di kampus sebelum praktikan melakukan PPL secara penuh di sekolah, menjelang serah terima praktikan di sekolah dan beberapa kali menjelang ujian PPL.
Kegiatan bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL dilakukan secara langsung
bertatap muka, sehingga proses bimbingan pun berlangsung lancar.
Pelaksanaan bimbingan dengan Dosen
Pembimbing PPL dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
Praktikan dengan Dosen Pembimbing kurang begitu sering melakukan
bimbingan, hal tersebut dikarenakan Dosen Pembimbing PPL mempunyai banyak
kesibukan pekerjaan dan juga praktikan memiliki
kepadatan jadwal praktikan di sekolah.
3. Bimbingan dengan Supervisor
Supervisor adalah dosen dari pihak Unit Pelaksanaan
Teknis (UPT) PPL yang bertugas membantu kelancaran komunikasi antara UPT PPL
dengan sekolah/ tempat latihan. Proses bimbingan
dengan supervisor tidak pernah praktikan lakukan dengan resmi, praktikan hanya
melaksanakan bimbingan secara informal ketika supervisor menyampaikan ceramah saat pembekalan PPL.
Permasalahan
dalam melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri
6 Bandung yang telah
praktikan uraikan muncul
karena adanya beberapa faktor penyebab. Faktor-faktor
penyebab timbulnya masalah yang timbul adalah sebagai berikut:
Faktor-faktor
penyebab masalah yang berkenaan dengan rencana pemelajaran adalah sebagai
berikut :
1.
Kurangnya
pengetahuan praktikan dalam pembuatan dan penyusunan rencana pembelajaran yang
sesuai.
2.
Kurangnya
pengetahuan praktikan dalam mengidentifikasi silabus
3.
Kurangnya pengalaman
praktikan dalam proses mengajar langsung di lapangan.
4.
Perbedaan ketentuan susunan struktur RPP
yang di pelajari selama di kampus dengan di sekolah.
5.
Kurang
terampilnya praktikan dalam menentukan model dan metode pembelajaran yang akan digunakan.
B.
Proses Penampilan Mengajar
Faktor-faktor
penyebab dari masalah yang muncul dalam proses penampilan adalah sebagai
berikut :
1.
Praktikan
kurang dapat mengerti bagaimana cara memahami karakteristik siswa di kelas.
2.
Praktikan merasa gugup karena belum terbiasa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
3.
Praktikan
belum memahami strategi agar siswa merasa tertarik dan memperhatikan serta
tidak cepat bosan selama KBM berlangsung.
4.
Kurangnya
kemampuan praktikan dalam mengelola alokasi waktu pada saat
pembelajaran berlangsung.
C. Proses Bimbingan
Belajar/Ekstrakulikuler
Faktor penyebab dari munculnya masalah dalam ekstrakulikuler yaitu
karena keterbatasan
waktu yang dimiliki praktikan, sehingga tidak sepenunya bisa mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Selain
itu, adanya keterbatasan kemampuan praktikan sehingga tidak terlalu aktif dalam
memberikan bimbingan.
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
Secara umum, partisipasi praktikan dalam kegiatan
sekolah berjalan baik. Tidak terdapat masalah yang
dominan dalam hal partisipasi praktikan dalam kehidupan sekolah ini. Hal
tersebut disebabkan oleh:
1.
Dalam
mengikuti kegiatan upacara praktikan tidak mengalami kesulitan, karena
praktikan dapat datang pagi hari untuk mengikuti upacara tanpa terlambat. praktikan dapat mengikuti kegiatan upacara di sekolah setiap hari Senin
pagi.
2.
Dalam
melaksanakan piket guru, praktikan tidak mengalami kendala yang begitu sulit
diatasi karena pada saat pertama kali melaksanakan piket, guru piket yang bersangkutan membantu dan membimbing.
3.
Dalam
pelayanan perpustakaan praktikan tidak mengalamai kesulitan. Praktikan dapat
melaksanakan pelayanan perpustakaan dengan bimbingan dari pengurus
perpustakaan.
4.
Dalam
pelaksanaan senam SKJ, praktikan tidak mengalami hambatan apapun. Hal ini
dikarenakan motivasi dalam diri praktikan yang ingin hidup sehat
E. Proses Bimbingan
1.
Guru
Pamong
Praktikan tidak mengalami hambatan yang berarti dalam melaksanakan
bimbingan dengan Guru Pamong. Hal ini dikarenakan beliau sangat banyak membantu
dan membimbing praktikan apabila menemukan kesulitan. Selain itu, beliau sangat
mudah ditemui sehingga praktikan bisa sesering mungkin meminta bimbingan
ataupun untuk sekedar menanyakan sesuatu.
2.
Dosen
Pembimbing
Kesulitan pengaturan waktu
pertemuan menjadi masalah dalam proses
bimbingan dengan Dosen Pembimbing, hal
tersebut disebabkan karena kesibukan Dosen Pembimbing dan keterbatasan kondisi praktikan yang dialami membuat praktikan hanya
beberapa kali dapat bertatap muka selama proses bimbingan. Walaupun konsultasi dengan Dosen Pembimbing tidak berlangsung sesering seperti dengan Guru Pamong, namun praktikan merasa cukup puas dengan kesempatan
konsultasi dengan Dosen Pembimbing. Karena
kualitas bimbingan sangat baik sehingga praktikan mendapat banyak pengetahuan
dan pengalaman dari Dosen Pembimbing.
3.
Supervisor
Kurangnya komunikasi dengan supervisor menjadi hambatan. Hal ini
disebabkan karena supervisor memiliki banyak kepentingan. Proses bimbingan
hanya dapat diwakili oleh ketua kelompok PPL, yang kemudian menginformasikan
kembali hasil bimbingan kepada praktikan yang lainnya.
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH
Permasalahan yang dihadapi di lapangan membutuhkan solusi untuk
pemecahannya. Upaya penanggulangan masalah – masalah yang terjadi selama proses kegaiatan PPL
berlangsung secara umum dengan cara bertukar pikiran, pendapat dan bekerja sama
dengan dosen pembimbing, guru pamong, perangkat sekolah dan rekan mahasiswa
praktikan lainnya. Upaya-upaya penanggulangan tersebut adalah sebagai
berikut:
Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam
menghadapi permasalahan dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Prmbelajaran diantaranya:
1.
Lebih sering melakukan bimbingan dengan Guru Pamong
2.
Mendiskusikan terlebih dahulu rancangan RPP sebelum
proses pembelajaran dengan Guru Pamong, apabila ada koreksi dari Guru Pamong
segera diperbaiki.
3.
Memahami bahan ajar secara optimal, hal ini
dimaksudkan supaya ketika membuat indikator sudah paham indikator apa saja yang
akan dicapai pada proses pembelajaran.
4.
Banyak bertukar pikiran dengan Guru Pamong, rekan
PPL tentang model dan metode yang dapat menarik perhatian, motivasi dan minat
siswa.
5.
Memperhatikan alokasi waktu dengan RPP yang telah
dirancang.
6.
Melakukan bimbingan yang optimal dengan Guru Pamong
sehingga penyusunan RPP dapat berlangsung secara maksimal.
7.
Menggunakan jenis evaluasi yang dapat mencakup
semua indikator dalam pembelajaran tersebut.
8.
Menggunakan
media pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan pengetahuan,
minat, motivasi siswa dalam belajar.
Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi
masalah-masalah yang timbul adalah:
1.
Mempersiapkan
mental dan fisik secara optimal agar siap untuk tampil mengajar di kelas.
2.
Memberikan kesan positif dan selalu semangat serta memberikan
sesuatu yang menarik, seperti memberikan dahulu permainan, tayangan yang
bermanfaat agar peserta didik termotivasi dan meningkat minat belajarnya.
3.
Praktikan mempersiapkan perangkat pembelajaran
secara optimal, sehingga ketika di kelas tidak bingung tentang apa saja yang
harus dilakukan pada proses belajar mengajar.
4.
Meningkatkan pengenalan tentang karakteristik,
kempampuan dan latar belakang siswa
5.
Membuat aturan – aturan di kelas baik itu yang berkaitan dengan siswa
yang datang ke kelas terlambat, dan hal lainnya.
6.
Khusus untuk siswa yang selalu sibuk dengan
kegiatannya sendiri sebaiknya didekati dan diberikan perhatian khusus.
7.
Mengusahakan supaya pembelajaran tidak menegangkan,
di sela – sela pelajaran diselingi
hal-hal yang bisa membuat siswa merasa senang dengan belajar (breaking ice)
8.
Mempersiapkan
mental dan fisik dengan baik sebelum tampil di depan kelas.
9.
Berinteraksi
dengan siswa secara lebih akrab sehingga mereka dapat mengemukakan
pendapatnya dan kemauannya secara lebih jujur dalam berbagai hal yang
menyangkut Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas dan praktikan dapat
mengumpulkan dan mengidentifikasi pendapat mereka untuk selanjutnya
dikomunikasikan dengan Guru Pamong agar mendapatkan solusi yang baik sehingga
diperoleh suatu kesepakatan dalam metode pembelajaran antara siswa, praktikan
dan atas persetujuan Guru Pamong
10.
Memberikan
reward (penghargaan) kepada siswa berupa pujian untuk meningkatkan motivasi
siswa, bagi siswa yang sering ke depan mendapat point.
11.
Mengupayakan
penggunaan bahasa yang mudah dan sederhana saat penyampaian materi pelajaran
sehingga dapat dimengerti oleh siswa.
12.
Praktikan
meminta bantuan kepada peserta didik untuk memberikan penilaian berupa kritik, saran serta
harapan secara objektif kepada praktikan berkenaan dengan hal penampilan serta penyampaian materi selama
mengajar di kelas agar praktikan bisa mengintrospeksi kesalahan dan
memperbaikinya di kemudian hari.
Dalam mengikuti
ekstrakurikuler dalam hal ini Rohis, praktikan mencari informasi mengenai kegiatan ekstrakurikuler dengan
menanyakan kepada siswa maupun guru. Adapun dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti, praktikan turut serta menyumbangkan bantuan pikiran,
walaupun tidak sesering pada
waktu yang telah dijadwalkan. Akan tetapi praktikan berusaha
memanfaatkan kesempatan yang ada dengan sebaik – baiknya.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh praktikan untuk
menanggulangi permasalahan yang dihadapi dalam partisipasi di lingkungan
sekolah adalah sebagai berikut:
1. Praktikan mencari informasi mengenai tugas-tugas yang
harus dilakukan praktikan selama berpartisipasi dalam kehidupan sekolah selain
mengajar dengan berkomunikasi dengan guru.
2. Praktikan berkomunikasi dengan praktikan
yang lain untuk menyusun jadwal
piket yang disesuaikan dengan jadwal mengajar.
3. Bersikap ramah, sopan dan menunjukan pribadi yang menyenangkan.
4. Berusaha bersosialisasi dengan siswa, guru, staf dan seluruh warga SMK N
6 Bandung.
1.
Guru Pamong
Guru Pamong selalu meluangkan waktunya untuk bertukar pikiran,
pengalaman, dan mengontrol sejauh mana penampilan praktikan di kelas dan memberikan saran, kritik serta
koreksinya berdasarkan pengamatannya terhadap penampilan praktikan. Hal ini
memberikan masukan yang sangat berarti dalam perbaikan penampilan praktikan
pada pertemuan-pertemuan selanjutnya. Selain itu, praktikan
juga selalu bersikap aktif,
rajin dan konsultasi setiap mengalami permasalahan.
2.
Dosen Pembimbing
Upaya yang dilakukan
adalah dengan berusaha menghubungi dosen pembimbing PPL, walaupun Dosen
Pembimbing tidak dapat memantau kegiatan PPL secara intensif, tetapi beliau selalu
menyempatkan diri untuk memberikan bimbingan. Apabila ada kesempatan untuk
bertemu, maka praktikan akan memanfaatkan kesempatan tersebut dengan baik.
3.
Supervisor
Upaya yang dilakukan adalah dengan berusaha membuat janji pertemuan
untuk membahas masalah – masalah yang dihadapi selama pelaksanaan PPL. Selain itu, bimibingan bisa diwakili oleh ketua
kelompok PPL yang akan menginformasikan kembali kepada praktikan yang lainnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian pengalaman praktikan mengenai masalah, faktor penyebab, dan upaya penanggulangan dalam pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 6 Bandung, maka praktikan dapat menyimpulkan dan memberikan beberapa saran sebagai rekomendasi,
diantaranya:
1.
Program
Pengalaman Lapangan (PPL) memberikan
pengalaman lapangan kepada calon pendidik agar dapat mengenal dan mengetahui dunia pendidikan beserta segala
sistem yang terkait secara nyata.
2.
Praktikan memiliki
pengalaman mengajar secara langsung dihadapan peserta didik yang bermanfaat
untuk bekal sebagai calon seorang guru serta dapat menjadi bahan perbaikan
apabila kelak menjadi seorang guru. Karena telah mengetahui faktor penyebab kesulitan dalam
mengajar dan dapat menemukan upaya penanggulangannya agar menjadi guru yang professional.
3.
Dengan
Program Pengalaman Langsung (PPL) praktikan mendapatkan banyak pengetahuan mengenai
penyusunan rencana pelaksanaan pengajaran yang sesuai di sekolah.
4.
Dengan
Program Pengalaman Langsung (PPL) praktikan mendapatkan banyak masukan dalam proses
penampilan mengajar dan cara mengkondisikan siswa dengan baik.
5.
Program
Pengalaman Langsung (PPL) bagi praktikan dapat mengetahui
kondisi ekstra kurikuler yang dilakukan siswa disekolah serta sejauh mana
kontribusi yang dapat diberikan saat pelaksanaan ekstrakurikuler berlangsung.
6.
Program
Pengalaman Langsung (PPL) dapat menambah wawasan dan pengalaman secara praktis yang harus dihadapi
oleh seorang tenaga pendidik terhadap siswanya dalam proses belajar mengajar.
7.
Bimbingan
dan arahan yang intensif dari Guru Pamong dan Dosen Pembimbing sangat menunjang dalam
kelancaran praktikan selama kegiatan belajar mengajar di kelas.
B.
Saran
Dari kajian terhadap permasalahan yang ditemukan dalam
pembahasan, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1.
Untuk UPT-PPL UPI
a.
Melakukan
pengawasan secara intensif dan berkelanjutan selama praktikan melakukan praktek
program lapangan ini.
b.
Menjalin komunikasi
dan koordinasi dengan pihak sekolah sehingga penyelenggaraan kegiatan PPL semakin lancar.
c.
Memberikan penghargaan kepada pihak sekolah yang
telah bekerja sama dengan UPT- PPL UPI sehingga terjalin kerja sama yang baik.
2.
Untuk SMK N 6 Bandung
a.
Senantiasa memberikan
bimbingan pada praktikan baik dalam melaksanakan tugas mengajar, maupun dalam
melaksanakan tugas ekstrakurikuler dan partisipasi dalam kehidupan sekolah.
b.
Meningkatkan
komunikasi antara pihak sekolah dengan praktikan demi kelancaran proses
pendidikan.
c.
Dengan adanya
kegiatan PPL diharapkan hubungan kerja sama antara lembaga institusi sekolah dan UPI terus terjalin dengan
baik, khususnya dalam membantu mahasiswa UPI untuk mengembangkan diri melalui
pengalaman praktis kependidikan di lingkungan sekolah.
d.
Peningkatan
sarana prasarana pendidikan.
3.
Untuk Mahasiswa Praktikan Yang Akan Datang
a.
Praktikan
harus dapat menyesuaikan sikap terhadap lingkungan, beradaptasi dengan situasi
dan kondisi sekolah agar lebih mudah dalam kelancaran Program Pengalaman
Lapangan. Mempersiapkan diri secara matang,
baik secara fisik, maupun mental, jauh-jauh hari sebelum mengontrak mata
kuliah Program Pengalaman Lapangan.
b.
Mempersiapkan lebih awal untuk kegiatan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) ini sehingga ketika kegiatan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) berlangsung praktikan sudah siap.
c.
Memiliki
inisiatif dan motivasi dalam hal pengajaran, seperti dalam penggunaan metode
dan media pembelajaran sehingga siswa mengalami proses pembelajaran yang
menyenangkan.
d.
Melakukan bimbingan
secara rutin dengan guru pamong, dosen pembimbing, dan supervisor.
e.
Menciptakan
hubungan yang harmonis dengan rekan sesama praktikan juga dengan guru-guru di
sekolah yang bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar