Secara sederhana solar cell terdiri dari persambungan bahan semikonduktor bertipe p dan n (p-n junction semiconductor) yang jika tertimpa sinar matahari maka akan terjadi aliran electron, nah aliran electron inilah yang disebut sebagai aliran arus listrik. Sedangkan struktur dari solar cell adalah seperti ditunjukkan dalam gambar 1
Untuk bisa membuat agar foton yang diserap dapat sebanyak banyaknya, maka absorber harus memiliki energi band-gap dengan range yang lebar, sehingga memungkinkan untuk bisa menyerap sinar matahari yang mempunyai energi sangat bermacam-macam tersebut. Salah satu bahan yang sedang banyak diteliti adalah CuInSe2 yang dikenal merupakan salah satu dari direct semiconductor.
SPESIFIKASI SEL SURYA
Dasar Sel Surya
Sel Surya diproduksi dari bahan semikonduktor yaitu silikon—berperan sebagai insulator
pada temperatur rendah dan sebagai konduktor bila ada energi dan panas. Sebuah Silikon Sel
Surya adalah sebuah diode yang terbentuk dari lapisan atas silikon tipe n (silicon doping3 of
“phosphorous”), dan lapisan bawah silikon tipe p (silicon doping of “boron”).
Gambar 5. Diagram dari sebuah potongan Seln Surya (PV sel)
Sebuah proses yang menambahkan sejumlah bahan phosphorous dan buron ke bahan silikon murni, untuk menciptakan ketidak seimbangan antar atom silikon, phosphorous dan buron, sehingga menyebabkan terjadinya reaksi photovoltaic. (semikonduktor mempunyai atom yang berkategori 3, 4 & 5 elektron; sedangkan silikon = 4 elektron, phosphorous = 5 elektron, buron = 3 elektron). Elektron-elektron bebas terbentuk dari million photon atau benturan atom pada lapisan penghubung (junction= 0.2-0.5 micron4) menyebabkan terjadinya aliran listrik.
Perkembangan Sel Surya
Pengembangan Sel Surya Silikon secaraIndividu (chip) :
a. Mono-crystalline (Si)
Dibuat dari silikon kristal tunggal yangdidapat dari peleburan silikon dalam bentuk
bujur. Sekarang Mono-crystalline dapatdibuat setebal 200 mikron, dengan nilai
effisiensi sekitar 24%.
b. Poly-crystalline/Multi-crystalline (Si)
Dibuat dari peleburan silikon dalam tungkukeramik, kemudian pendinginan perlahan
untuk mendapatkan bahan campuran silikonyang akn timbul diatas lapisan silikon. Sel ini
kurang efektif dibanding dengan sel Polycrystalline( efektivitas 18% ), tetapi beaya
lebih murah.c. Gallium Arsenide (GaAs)Sel Surya III-V semikondu
ktor yang sangat
efisien sekitar 25%.
Sel Surya Silikon Terpadu “Thin Film”
a. Amorphous Silikon (a-Si)
Banyak dipakai pada jam tangan dankalkulator, sekarang dikembangkan untuk
sistim bangunan terpadu sebagai penggantitinted glass yang semi-transparan.
b. Thin Film Silikon (tf-Si)
Dibuat dari thin-crystalline atau polycrystallinepada grade bahan metal yang
cukup murah (cladding system).
c. Cadmium Telluride (CdTe)
Terbentuk dari bahan materi thin film polycrystalline secara deposit, semprot, dan
evaporasi tingkat tinggi. Nilai efisiensi 16%
d. Copper Indium Diselenide (CulnSe2/CIS)
Merupakan bahan dari film tipis polycrystalline. Nilai efisiensi 17.7%.
e. Chalcopyrites [Cu(In,Ga)(S,Se)2]5
f. Electrochemical Cells.
Sebuah Sel Surya dalam menghasilkan energi listrik (energi sinar matahari menjadi
photon) tidak tergantung pada besaran luas bidang Silikon, dan secara konstan akan
menghasilkan energi berkisar ± 0.5 volt — max. 600 mV pada 2 amp6, dengan kekuatan radiasi solar matahari 1000 W/m2 = ”1 Sun” akan menghasilkan arus listrik (I) sekitar 30 mA/cm2 per sel surya. Pada grafik I-V Curve dibawah yang menggambarkan keadaan sebuah Sel Surya beroperasi secara normal. Sel Surya akan menghasilkan energi maximum jika nilai Vm dan I
m juga maximum. Sedangkan Isc adalah arus listrik maximum pada nilai volt = nol; Isc berbanding langsung dengan tersedianya sinar matahari. Voc adalah volt maximum pada nilai arus nol; Voc naik secara logaritma dengan peningkatan sinar matahari, karakter ini yangme
mungkinkan Sel Surya untuk mengisi accu.
Isc = short-circuit current
Vsc = open-circuit voltage
Vm = voltage maximum power
Im = current maximum power
Pm = Power maximum-output dari PV array (watt)
Faktor Pengoperasian Sel Surya
Pengoperasian maximum Sel Surya sangat tergantung pada :
a. ambient air temperature
b. radiasi solar matahari (insolation)
c. kecepatan angin bertiup
d. keadaan atmosfir bumi
e. orientasi panel atau array PV
f. posisi letak sel surya (array) terhadapmatahari (tilt angle )
a. Sebuah Sel Surya dapat beroperasi secaramaximum jika temperatur sel tetap normal
(pada 25 derajat Celsius), kenaikantemperatur lebih tinggi dari temperatur normal pada PV sel akan melemahkan voltage (Voc). Setiap kenaikan temperatur Sel Surya 1 derajat celsius (dari 25 derajat) akanberkurang sekitar 0.4 % pada total tenaga yang dihasilkan8 atau akan melemah 2x lipat untuk kenaikkan temperatur Sel per 10derajad C.
b. Radiasi solar matahari di bumi dan berbagai lokasi bervariable, dan sangat tergantung
keadaan spektrum solar ke bumi. Insolation solar matahari akan banyak berpengaruh pada current (I) sedikit pada volt.
d. Keadaan atmosfir bumi—berawan, mendung, jenis partikel debu udara, asap, uap air udara
(Rh), kabut dan polusi sangat mementukan hasil maximum arus listrik dari deretan PV.
e. Orientasi dari rangkaian PV (array) ke arah matahari secara optimum adalah penting agar
panel/deretan PV dapat menghasilkan energi maximum. Selain arah orientasi, sudut
orientasi (tilt angle) dari panel/deretan PV juga sangat mempengaruhi hasil energi
maximum (lihat penjelasan tilt angle). Sebagai guidline: untuk lokasi yang terletak
di belahan Utara latitude, maka panel/deretan PV sebaiknya diorientasikan ke Selatan,
orientasi ke Timur—Barat walaupun juga dapat menghasilkan sejumlah energi dari
panel-panel/deretan PV, tetapi tidak akanmendapatkan energi matahari optimum.
f. Tilt Angle (sudut orientasi Matahari) Mempertahankan sinar matahari jatuh ke sebuah permukaan panel PV secara tegak lurus akan mendapatkan energi maximum ± 1000 W/m2 atau 1 kW/m2. Kalau tidak dapat mempertahankan ketegak lurusan antara sinar matahari dengan bidang PV, maka extra luasan bidang panel PV dibutuhkan (bidang panel PV terhadap sun altitude yang berubah setiap jam dalam sehari).
Solar Panel PV pada Equator (latitude 0 derajat) yang diletakkan mendatar (tilt angle = 0) akan menghasilkan energi maximum, sedangkan untuk lokasi dengan latitude berbeda harus dicarikan “tilt angle” yang optimum. Perusahaan BP Solar telah mengembangkan sebuah software untuk menghitung & memperkirakan energi optimum dengan letak latitude, longitude, dan optimum tilt angle untuk setiap lokasi diseluruh dunia.
Agar dapat memperoleh sejumlah voltage atau ampere yang dikehendaki, maka umumnya
masing-masing sel surya dikaitkan satu sama lainnya baik secara hubungan “seri” ataupun
secara “pararel” untuk membentuk suatu rangkaian PV yang lazim disebut “Modul”.
Sebuah modul PV umumnya terdiri dari 36 sel surya atau 33 sel, dan 72 sel.
Beberapa modul pv dihubungkan untuk membentuk satu rangkaian tertentu disebut “PV
varian voltage umumnya 12V, dan secara “Pararel” untuk mendapatkan varian “Arus
Listrik” (current).
Aliran listrik yang didapat dari panel/deretan PV akan berupa listrik DC—direct current, kemudian disimpan ke accu, dan sebagian listrik DC dirubah ke AC—alternating current dengan alat inverter (DC dirubah ke AC) untuk dipakai dengan alat “household”—lemaries, TV, lampu-lampu, pompa air, dsb., kemudian sebagian DC dapat dipakai langsung untuk sebagian alat dengan spesifikasi DC.
Ada 3 Sistim Rangkaian PV :
1. Sistim DC semua. (gambar 12)
2. Sistim DC dan AC (gambar 13)
3. Sistim interaktip DC, AC dan jaringan listrik
lokal PLN. (gambar 14)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar